Sunday, 25 September 2016

metode pembelajaran untuk mahasiswa



PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Guru dituntut untuk mampu menyampaikan materi pelajaran dengan baik dan benar, untuk itulah diperlukan suatu metode yang sesuai dengan keadaan siswa agar pembelajaran bisa efektif dan tujuan dari pembelajaran tersebut bisa tercapai.
Di dalam teori-teori metode pembelajaran akan ditemukan langkah-langkah sesuai dengan metode yang ingin digunakan. Pasti ada kelebihan dan kekurangan dalam masing-masing metode, untuk itulah seorang tenaga pendidik harus pandai-pandai dalam mengatasi kelemahan dari metode yang digunakan.
Student Centre Learning (SCL) tampaknya sedang menjadi buah bibbir di Indonesia. Pembelajaran yang ideal mennurut paradigma SCL adalah pembelajaran yang membuat siswa aktif di dalam kelas. Proses transformasi dalam pembelajaran ini berjalan dua arah, dari guru ke peserta didik, peserta didik ke guru dan antarpeserta didik. Guru dalam paradigma pendidikan ini memegang peranan sebagai fasilitator, yang mendorong dan menerima otonomi siswa, investigasi bertolak dari data mentah dan sumber-sumber primer (bukan hanya buku teks), menghargai pikiran siswa, dialog, pencarian, dan teka-teki sebagai pengarah pembelajaran
Kenyataan yang terjadi bahwa pembelajaran yang terjadi di ruang-ruang kelas masih didominasi pembelajaran dengan sistem tradisional. Secara tradisional, pembelajaran telah dianggap sebagai bagian “menirukan”suatu proses yang melibatkan pengulangan siswa, atau meniru-niru informasi yang baru disajikan dalam laporan atau quis dan tes. Moteode pembelajaran yang terjadi pada Teacher Center Learning adalah model ceramah. Transformasi ilmu hanya satu arah dari guru ke peserta didik. Pembelajaran terjadi monotone dan membosankan bagi siswa.
Beradasarkan keprihatinan atas fenomena yang terjadi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik diharapkan mampu untuk mengoperasikan beberapa metode inovatif dalam peristiwa belajar mengajar. Selain itu guru diharapkan mampu untuk berinovasi dalam merancang metode pembelajaran yang menyenangkan. Pada makalah ini kita akan membahas tentang model sosiodrama sebagai salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran


1.2  Rumusan Masalah
a.       Apakah yang dimaksud dengan metode pembelajaran sosio drama?
b.      Apa kebaikan dan kelemahan metode sosio drama?
c.       Bagaimana implikasi pada pembelajaran sosio drama?

1.3  Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran sosio drama.
b.      Untuk mengetahui kebaikan serta kelemahan metode sosio drama
c.       Untuk mengetahui bagaimana implikasinya pada pembelajaran sosio drama.
1.4  Manfaat Penulisan
a.       Manfaat Bagi Dosen
Makalah ini dapat dijadikan bahan ajar yang dapat diberikan kepada mahasiswa
b.      Manfaat Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu agar dapat lebih memahami tentang pembelajaran baik itu model-model pembelajaran maupun media pembelajaran.


1.5  Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan yaitu mencari materi di buku-buku yang menyangkut materi sosio drama selain itu juga dengan mencari materi tambahan di Internet.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Metode Pembelajaran Sosio Drama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
Sociodrama is a learning method that creates deep understanding of the social systems that shape us individually and collectively artinya Sosiodrama adalah metode belajar yang menciptakan pemahaman yang mendalam mengenai sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif. “Sociodrama” is a dramatic enactment of real life situations or conflicts that often go unresolved. Sosiodrama adalah diberlakukannya dramatis situasi kehidupan nyata atau konflik yang belum terselesaikan.
Berdasarkan beberapa defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran dengan mendramatisasi kehidupan nyata atau konflik yang belum terselesaikan dan sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.
Ada beberapa peranan sosiodrama diantaranya :
v  menanamkan jiwa demokratis dan memupuk partisipasi kolektif dalam  pengambilan keputusan
v  Membekali siswa tentang kecakapan hidup di Masyarakat.
v  Meningkatkan rasa percaya diri pada siswa dan memupuk keterampilan berbicara di hadapan umum.
v  Mempertinggi perhatian siswa terhadap esensi dan materi pembelajaran
v  siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis,tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesamamanusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikutmenangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya.
v  Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.


Dapat dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai tujuan yang mengarah pada :
v  Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial. Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai, mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya
v  Melalui permainan sosiodrama, konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian sosial.

2.2. Kebaikan dan Kelemahan Metode Sosio Drama
Kebaikan-kebaikan yang diperoleh dengan melaksanakan metode sosiodrama antara lain :
1.      Untuk mengajar peserta didik supaya ia bisa menempatkan dirinya dengan orang lain.
2.      Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan perserta didik
3.      Sosiodrama menimbulkan diskusi yang hidup.
4.      Peserta didik akan mengerti sosial psychologis
5.      Metode sosiodrama dapat menarik minat peserta didik.
6.      Melatih peserta didik uuntuk berinisiatif dan berkreasi.
Kelemahan-kelemahan/kekurangan-kekurangan metode sosiodrama:
1.      Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak untuk memecahkan masalah tersebut.
2.      Perbedaan adat istiadat kebiasaan dan kehidupan. Kehidupan dalam suatu masyarakat akan mempersulit pelaksanaannya.
3.      Anak-anak yang tidak mendapat giliran akan menjag pasif.
4.      Kalau guru kurang bijaksana tujuan yang dicapai tidak memuaskan.
Usaha-usaha untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode sosiodrama antara lain ialah :
1.      Guru harus menerangkan kepada siswa untuk memperkenalkan metode ini, bahwa dengan jalan sosiodrama siswa diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual ada di masyarakat kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan masing-masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya dan siswa yang lain menjadi penonton dengan tugas-tigas tertentu
2.      Guru harus memilih masalah yang urgen sehingga menarik minat anak. Ia mampu menjelaskan dengan baik dan menarik sehingga siswa terangsang untuk berusaha memecahkan masalah itu.
3.      Agar siswa memahami peristiwanya maka guru harus bisa menceritakan sambil mengatur adegan yang pertama.
4.      Bobot atau luasnya bahan pelajaran yang akan didramakan harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Oleh karena itu harus diusahakan agar para pemain berbicara dan melakukan gerakan jangan sampai banyak variasi yang kurang berguna

d. Implikasi  pada Pembelajaran Sosiodrama
Pada pembelajaran sosiodrama guru lebih bersifat sebagai fasilitator.
Fasilitator merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran dengan model  sosiodrama. Guru dalam pembelajaran ini bisa bertindak sebagai aktor, sutradara atau penonton. Peranan Fasilitator dalam pembelajaran ini menyampaikan sebuah prolog memperkenalkan topik yang disesuaikan dengan audiens yang spesifik. kemudian memperkenalkan para aktor dan memberikan gambaran dari TKP. Selama aksi dan antar-tindakan, fasilitator memandu peserta dan juga mengarahkan dan mengendalikan aktor untuk memastikan semua tema dibahas. Terdapat  delapan langkah yang dianjurkan Torrance dalam mengefektifkan sosiodrama untuk  menghadapi problem dan tantangan
1.                   Menetapkan problem
2.                  Mendeskripsikan sosial  konflik
3.                  Pemilihan pemain
4.                  Memberikan penjelasan dan pemanasan bagi aktor dan pengamat.
5.                   Memerankan situasi tersebut.
6.                  Memotong adegan (jika aktor meniggalkan peran dan tidak dapat di teruskan. Membuat kesimpulan. Jia pemimpin tidak dapat melihat perkembangan adegan dapat diganti.
7.                   Mendiskusikan, menganalisis situasi kelakuan dan gagasan yang diproduksi.
8.                  Menusun rencana untuk testing lebih atau implementasi gagasan baru (Treffingger: 1982. 62-63)
Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sosiodrama (www.syntactsolutions.com).
1.                   Guru sebagai fasilitator memulai pembelajaran dengan memberi gambaran singkat mengenai situasi. Situasi ini meliputi suatu profesi atau budaya. Pada proses ini biasanya siswa sebagai aktor melakukan pengenalan karakter dan mengatur panggung, masing-masing dari sudut pandangnya sendiri.
2.                  Setelah aktor atau siswa membangun karakter  dan situasi, guru sebagai fasilitator bersikap lebih pasif dengan membiarkan siswa untuk berimprovisasi.
3.                  Pada akhir sosiodrama, fasilitator akan membuat kunci “poin pembelajaran” berdasarkan apa yang telah terjadi dan tentang subjek di tangan. Para penonton diajak untuk terlibat baik fasilitator atau aktor dalam diskusi.
Untuk mempermudah dalam praktik pembelajaran Husniah (2011) merinci prosen pembelajaran sosiodrama menjadi
1.                   Awal pembelajaran guru memperkenalkan aturan main dari model pembelajaran yang akan digunakan      kepada siswa.
2.                  Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
3.                  Guru mengarahkan siswa untuk menentukan tema dan skenario yang meliputi situasi, masalah, peristiwa dan latar.
4.                  Siswa secara bergantian memerankan drama yang telah disiapkannya.
5.                   Guru sebagai sutradara (fasilitator) dapat menghentikan drama (apabila esensi atau pokok yang akan dibahas telah dicapai)
6.                  Guru mengarahkan pada diskusi. Pada proses inii guru dan siswa memberikan komentar, kesimpulan, atau catatan mengenai topik yang diangkat dalam sosiodrama dan tanggapan mengenai penampilan siswa.


BAB  III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
1.      Dalam setiap kegiatan belajar mengajar setiap guru/dosen mempunyai model pembelajaran yang berbeda-beda namun tergantung pula pada kemampuan peserta didik, sarana prasarana serta lingkungan tempat mengajar.
2.      Media pembelajaran merupakan salah satu faktor terpenting dalam kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran meliputi semua alat-alat bantu atau penunjang dalam kegaiatan pembelajaran seperti meja, bangku, buku, dan lainnya.
3.      Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik, peserta didik aktif dan inovatif dalam proses pembelajaran.
3.2 Saran
            Saran kami kepada para pembaca semua hendaknya jika menjadi seorang pendidik dapat menerapkan model pembelajaran yang benar-benar dapat merangsang keaktifan para peserta didik sehingga nantinya materi yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh peserta didik.

No comments:

Post a Comment