Sunday, 25 September 2016

Laporan Hasil Study Tour



LAPORAN HASIL STUDY TOUR TAHUN 2016
I.                  CANDI BOROBUDUR
A.    Asal mula Borobudur
Candi Borobudur merupakan bangunan kuno yang memiliki stupa tertua dan kompleks stupa terbesar di dunia. Oleh UNESCO namanya tercatat sebagai pewarisan budaya dunia dan dianggap sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Menurut sejarahnya, Candi Borobudur dibangun oleh Samaratungga dari Dinasti Syailendra yang pembangunannya memakan waktu selama kurang lebih 50 tahun. Dimulai dari tahun 778 sampai 856 Masehi, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja, dan 200 tahun sebelum Notre Dame.
Borobudur merupakan sebuah bangunan berbentuk piramida berundak yang terbagi atas 9 lapis lantai. Enam lantai bagian bawah berbentuk platform bujur sangkar, lingkaran terluarnya dipenuhi dengan galeri relief, yang merupakan gudang pusaka seni pahat yang tersohor di dunia, panjang nya mencapai 2,5 km, sehingga Borobudur hampir sama dengan piramida Mesir,
Nama Borobudur diperkirakan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu : Vihara Buddha Ur, yang berarti Kuil Buddha dari puncak gunung. Sebelumnya, candi peninggalan Dinasti Syailendra memiliki ketinggian 42 meter, tetapi setelah mengalami pemugaran, tingginya berkurang menjadi 34,5 meter, dengan dimensi 123 x 123 m, lantai/tingkat 10. Lantai 1 sampai 6 berbentuk segi empat, dan lantai 7 sampai 10 berbentuk lingkaran.
Candi Borobudur menghadap ke timur, terdiri dari 1.460 panel, yang masing-masing panel memiliki lebar 2 meter. Luas seluruh dindingnya mencapai 2.500 meter persegi, yang penuh dengan relief. Panel yang memiliki relief berjumlah 1.212.
Menurut penelitian para ahli sejarah, jumlah patung Buddha terdapat sekitar 504, baik patung yang masih utuh dan yang hancur. Hingga saat ini Borobudur sudah dipugar sebanyak 2x, yaitu tahun 1905 sampai 1910, dan tahun 1973 sampai 1983.

B.     Penemuan Candi Borobudur
Pada tahun 1006 Masehi terjadi sebuah letusan maha dahsyat gunung berapi, Borobudur terkubur di bawah lapisan abu gunung berapi. Baru pada tahun 1814 Masehi, candi peninggalan Buddha tersebut ditemukan dibalik hutan belantara yang lebat. Diceritakan saat itu Raffles yang merupakan wakil gubernur Inggris yang ditugaskan di pulau Jawa mendengar cerita dari para pemburu dan penduduk tentang ditemukannya sebuah candi besar yang tersembunyi di dalam hutan lebat. Maka Raffles mengutus insinyur WN-Belanda untuk menyatakan hal tersebut. Dan benar adanya, akhirnya Borobudur timbul di nusantara. Tahun 1973 dengan bantuan UNESCO, dilakukan restorasi berskala besar terhadap Candi Borobudur. 5 tahap pembangunan Borobudur Candi Borobudur dibangun dalam kurun waktu kurang lebih 50 tahun, melalui beberapa tahapan. Dari beberapa tahap pembangunannya desain candi ini mengalami beberapa kali perubahan pula. Berikut 5 tahap pembangunan Borobudur :
1.      Tahap pertama, dimulai sekitar tahun 780 Masehi. Pada tahap ini, masih merupakan bangunan kecil dengan 3 buah teras bertumpuk, didirikan ketika bangunan lainnya mulai dibangun dan kemudian dihancurkan. Kemungkinan awalnya dirancang sebagai sebuah piramida bertingkat.
2.      Tahap kedua. Pada tahap kedua, pondasi candi diperlebar, menutupi kaki asli. Jumlah teras juga diperbanyak, menjadi 2 buah teras persegi empat dan 1 buah teras bundar.
3.      Tahap Ketiga. Pada tahap ketiga ini, perubahan lebih teliti diterapkan. Puncak teras bundar dipindah dan digantikan dengan serangkaian tiga buah teras bundar. Di puncak setiap teras dibangun stupa juga.
4.      Tahap keempat dan kelima. Terjadi sedikit perubahan pada monumen, penambahan relief-relief baru dan perubahan tangga dan patung di sepanjang jalan. Simbol pada monumen tetap sama, namun, sebagian besar dekorasinya dirubah.

C.     Kajian Teori Tentang Peranan  Candi Borobudur untuk  Wisata
Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) meminta pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko sebagai salah satu daerah tujuan wisata mempunyai peran diberbagai bidang diantaranya :
1.      Ekonomi
Candi Borobudur saat ini menjadi salah satu objek wisata setelah disahkan oleh Bapak. Soeharto. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat setempat dikarenakan dengan di Bukanya Candi Borobudur sebagai tempat wisata dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar yang seperti kami lihat banyak orang yang berjualan berupa alat kerajinan maupun kuliner.
2.       Budaya
Sebagai objek wisata,candi borobudur mempunyai peran dalam budaya yaitu kita dapat mengerti dan mengetahui tentang sejarah candi borobudur, memberi informasi yang dapat diamati dari aspek filosifi dari bentuk bangunan candi, latar belakang keagamaan, pendidikan etika dan norma juga kita daapat mengetahui nilai budaya dalam aspek arkeologi,arkeologi ini adalah nilai yang berkaitan dengan kegunaan  bentuk arsitektur,. Bentuk arsitektur Candi Borobudur adalah perpaduan antara arsitektur Indonesia asli yang ditandai dengan tiga tingkat berundak menyerupai punden yakni ciri khas bangunan yang diperuntukkan bagi pemujaan roh nenek moyang (Soekmono, 1982) dengan arsitektur India yang dicirikan oleh bentuk stupa sebagai puncaknya. Stupa sendiri adalah prototip dari makam raja yang berbentuk kubah dari timbunan bata atau tanah yang disebut “tumulus” (Brown, 1976).Selain itu Permasalahannya Candi berada di tengah-tengah PT Taman yang sarat kepentingan dan berorientasi profit. Kita semua merindukan institusi dan kebijakan menyangkut Candi Borobudur, Mendut, Prambanan, Ratu Boko dan candi-candi lain masuk Kawasan Strategis Nasional yang memihak kepada kepentingan budaya dan masyarakat. Sebuah badan yang akan menyuburkan kegiatan pariwisata bukan dipenuhi kegiatan bisnis institusional, tujuan hiburan mendominasi menejemen serta melupakan pembangunan pendidikan budaya nasional.
Peran pemerintah dalam merawat candi borobudur tertuang dalam  Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.40/OT.001/MKP-2006 tanggal 7 September 2006, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur mempunyai tugas pokok melaksanakan kajian di bidang konservasi, teknik sipil, arsitektur, geologi, biologi, kimia, arkeologi, dan melaksanakan pelatihan tenaga teknis konservasi serta perawatan Borobudur dan peninggalan purbakala lainnya.
Benda cagar budaya disebut juga sumberdaya budaya, adalah warisan budaya bangsa yang banyak memiliki keterbatasan baik dalam jumlah, maupun sifatnya serta mempunyai makna kultural yang melekat pada objeknya. Oleh karenanya, sumberdaya budaya tersebut perlu dijaga keberadaannya dengan cara dilindungi, dilestarikan atau dikonservasi. Pengertian konservasi dalam hal ini diartikan sebagai suatu upaya  untuk melestarikan sumberdaya arkeologi agar dimanfaatkan secara ’bijaksana’ sehingga dapat bertahan lebih lama ( Subroto, 2003). Konservasi merupakan istilah yang menjadi payung dari semua kegiatan pelestarian. Sesuai dengan kesepakatan internasional yang dirumuskan dalam Burra Charter 1981 batasan konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik. Konservasi dapat meliputi segala kegiatan pemeliharaan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Konservasi dapat pula mencakup preservasi, restorasi, rekonstruksi, adaptasi dan revitalisasi (Sidarto dan Budihardjo, 1989).
Pengelolaan sumberdaya budaya pada dasarnya adalah kegiatan yang terpadu antara dua aspek, yaitu pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya budaya. Dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya budaya, pembobotan merupakan langkah awal yang perlu dilakukan karena perumusan rancangan manajemen sumberdaya budaya bergantung dari bobot signifikansi yang diberikan kepada sumberdaya budaya tersebut (Pearson, 1995) Dengan demikian perlakuan pengelolaan terhadap sumberdaya budaya bernilai penting akan berbeda denga    n sumberdaya budaya yang kurang memiliki nilai.
      Dalam mempromosikan sebuah candi borobudur sejauh ini pemerintah  mempromosikan ke ranah internasional melalui penetapan warisan budaya nasional menjadi warisan dunia karena keindahan dan keagungan Candi Borobudur tidak hanya mendapatkan pengakuan masyarakat Indonesia sendiri, melainkan ia sudah dianggap sebagai warisan kebudayaan dunia. Hal ini terbukti pada saat pemugaran Candi Borobudur selama sepuluh tahun sejak tahun 1971, dukungan berbagai negara sahabat telah diberikan secara mantap.
Dan selain dari pemerintah ternyata ada juga yang mempromosikan candi borobudur  seperti Maria Sharapova diam-diam ternyata petenis cantik Rusia, ini mengagumi keindahan dan kebesaran Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.Pernyataan Sharapova itu  bukan sekadar basa-basi, Mantan petenis nomor satu dunia ini  menjadikan Borobudur sebagai salah satu tujuan liburannya dan melalui akun Facebook-nya, Maria Sharapova mempublish foto yang berlatar belakang Candi Borobudur. "Menjelang matahari terbenam. Sayangnya, Sharapova tidak menyebutkan kapan foto itu diambil. Namun, yang jelas itu sudah membuktikan dia pernah berlibur ke Borobudur. Padahal, sebagai pemain tenis, dia belum pernah secara resmi bertanding di Indonesia.






























II.               PANTAI  PARANG TRITIS
A.                Pengertian
Parangtritis merupakan salah satu pantai yang terdapat di selatan kota yogyakarta. Hamparan yang luas serta keindahaan-nya membuat pantai ini selalu ramai oleh pengunjung. Mungkin diantara kita pernah atau bahkan sering mengunjungi pantai parangtritis tersebut, namun tahukah kamu mengenai sejarah Mitos Parangtritis pantai di Yogyakarta ini? Untuk mengetahui cerita tersebut ada baiknya kita simak uraian dibawah ini. Pantai parangtritis sangat erat kaitannya dengan mitos dan misteri Nyi Ror
Kidul yang tumbuh di dalamnya. Sejarah mencatat bahwa cerita-cerita mengenai sejarah mitos parangtritis pantai di Yogyakarta beserta Nyi Roro Kidul muncul di kalangan masyaratak khususnya yang berada di wilayah Yogyakarta sejak ribuan tahun silam. Fenomena-fenomena misterius yang terjadi di wilayah pantai parangtritis serta asal usul kisah nyi roro kidul menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke pantai yang terkenal akan ombak ganas-nya tersebut.
Bertemunya Nyi Roro Kidul dengan raja Mataram yakni Sultan Agung Hanyakrakusuma sebagaimana yang telah kami tulisakan dalam artikel yang berjudul asal usul kisah nyi roro kidul diyakini menjadi awal mula kemunculan legenda yang hingga kini masih terjaga kelestariannya secara turun temurun. Beranjak dari hal tersebut sejarah mitos parangtritis pantai di Yogyakarta juga memiliki beberapa mitos yang hingga kini diyakini oleh masyarakat sekitar.


B.     Fenomena Pantai Parang Tritis
Adapun beberapa fenomena yang kerap terdengar dari warga sekitar adalah sebagai berikut:
1.      Pantai parangtritis merupakan pintu masuk atau gerbang kerajaan tak kasap mata yang sering dikenal sebagai kerajaan pantai selatan dengan ratu nyi roro kidul.
2.      Barang siapa memakai pakaian berwana hijau dan mandi di pantai parangtritis maka ia akan terseret ombak. Mitos ini diyakini masyarakat sekitar karena warna hijau merupakan warna kesukaan ratu pantai selatan sekaligus sebagai seragam bala tentaranya.
3.      Menyimpan lukisan nyi roro kidul diyakini akan ditemui oleh nyi roro kidul baik dalam mimpi atau dalam kenyataan.
Tiga mitos diatas merupakan keyakinan masyarakat sekitar yang menambah kemistikan sejarah mitos parangtritis pantai di Yogyakarta. Terlepas kepercayaan kita terhadap misteri, legenda, maupun mitos tersebut kembali pada diri kita masing-masing.

III.           MUSEUM DIRGANTARA MANDALA
A.           Pengertian
Museum Dirgantara Mandala merupakan museum yang dikelola oleh TNI Angkatan Udara dan menyajikan secara lengkap tentang sejarah penerbangan dan dunia aviasi di Indonesia. Di museum ini wisatawan bisa menyaksikan beragam koleksi alutista dan pesawat mulai dari pesawat sipil, pesawat tempur, hingga rudal TNI AU.
Sebagai basecamp sekaligus kota kelahiran TNI AURI, Yogyakarta memiliki sebuah museum dengan koleksi kedirgantaraan yang paling lengkap di Indonesia. Museum tersebut adalah Museum Dirgantara Mandala. Beragam pesawat yang memiliki peranan penting dan pernah berjasa dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia disimpan di museum ini. Karena itu, Museum Dirgantara merupakan salah satu tempat yang wajib Anda datangi saat berkunjung ke Yogyakarta.
Berada satu lokasi dengan kompleks perumahan, perkantoran, dan pusat pendidikan TNI AU, Museum Dirgantara memiliki halaman berumput hijau yang sangat luas dan sejuk. Dulunya Museum Pusat TNI AU ini berlokasi di Jakarta, namun mengingat bahwa Yogyakarta adalah tempat kelahiran TNI AU maka museum pun dipindah ke kompleks Lanud Adisutjipto.
Mengunjungi Museum Dirgantara Mandala adalah hal yang sangat menarik. Pengunjung dapat melihat koleksi lengkap kedirgantaraan di Indonesia serta menyaksikan betapa pemberaninya pilot-pilot Indonesia pada zaman perjuangan kemerdekaan. Di museum ini terdapat 38 kolekspesawat, baik pesawat tempur maupun pesawat sipil.
Beberapa pesawat yang memiliki nilai sejarah tinggi antara lain replika pesawat Dakota VT-CLA milik perusahaan penerbangan India yang ditembak jatuh oleh Belanda di Ngoto saat hendak mendarat di Maguwo, pesawat Guntei bersayap ganda bekas tentara Jepang yang digunakan untuk melakukan pengeboman pertama dalam sejarah TNI AU, serta koleksi pesawat Mustang yang digunakan untuk menggempur Permesta.
Selain koleksi pesawat, di museum yang gedungnya dibagi menjadi 6 ruang ini pengunjung juga bisa menyaksikan koleksi lainnya. Di tempat ini terdapat koleksi foto, lukisan, tanda kehormatan, pakaian dinas, buku, senjata api, senjata tajam, mesim pesawat, radar, bom atau roket, parasut, hingga diorama yang disusun berdasarkan kronologi peristiwa. Salah satu koleksi menarik adalah diorama Satelit Palapa dan pesawat ruang angkasa Challenger yang mengorbitkan pesawat tersebut.
Hal yang menyenangkan lainnya saat mengunjung Museum Dirgantara selain menyaksikan aneka koleksinya yang menarik, wisatawan juga bisa naik ke beberapa pesawat yang memang diijinkan untuk dinaiki. Bahkan wisatawan juga bisa menyewa pakaian pilot dan bergaya di dalam pesawat laksana pilot sungguhan. Di museum ini juga terdapat wahana simulasi menerbangkan pesawat.

B.                Lokasi dan Akses
Museum Dirgantara Mandala terletak di dalam kompleks TNI Angkatan Udara Republik Indonesia, Lanud Adisutjipto, Yogyakarta. Meskipun lokasinya agak tersebunyi, wisatawan bisa menemukan museum ini dengan mudah. Dari fly over janti silahkan menuju Ring Road Timur, sesampainya di depan SMA Angkasa belok ke kiri. Jika naik bis kota wisatawan bisa turun di SMA Angkasa dan jalan kaki sekitar 200 meter menuju museum.
C.                     Jam Kunjung dan Harga Tiket
Museum Dirgantara Mandala buka pada hari Senin – Minggu dari pukul 08.30 – 15.00 WIB. Tiket perorangan sebesar Rp 3.000, jika rombongan (30 orang ke atas) Rp 2.000. Berhubung lokasinya di kompleks TNI AU, maka setiap wisatawan yang berkunjung wajib membawa identitas diri yang masih berlaku dan lapor kepada petugas jaga. Bagi rombongan yang ingin berkunjung ke museum ini bisa menghubungi pengelola museum di nomor 0274 484453.






No comments:

Post a Comment